Sunday, November 4, 2007

Membentuk Muslimah Sejati nan Kaafah


ALLAH Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Alquran yang artinya, "Masuklah kamu semua ke dalam Islam secara kafah".

Menjadi muslimah bukan perkara mudah apalagi menjadi muslimah sejati. Banyak godaan baik dari dalam maupun luar diri kita. Mereka yang mampu menjadi muslimah sejati dalam arti mampu mengamalkan ajaran Islam secara kaafah adalah Mujahidah yang sesungguhnya.

Muslimah yang kafah adalah Muslimah yang lengkap dan sempurna di seluruh dimensi kehidupannya. Dalam fungsi hidupnya, Muslimah yang kafah siap dan sanggup, mau dan mampu mengemban tugas sebagai hamba Allah SWT dan khalifah-Nya di muka bumi.

Dalam diri kita ada potensi rohani yang murni, akal yang kuat, kecerdasan yang tinggi, dan jasmani yang sehat. Dengan potensi yang telah Allah anugerahkan tersebut, sangat memungkinkan bagi seorang muslimah untuk menjadi muslimah kaaffah.

Berikut ini akan diuraikan impelementasi muslimah kafah dalam beberapa lingkup.

Dalam lingkup pribadi, seorang Muslimah harus berupaya melaksanakan syariat Islam yang terkait dengan 4 (empat) hal berikut :

Pertama, mantap dalam iman dan akidahnya.

Kedua, Sikap dan perilaku Pribadi yang terpuji.

Ketiga, maksimal dalam ibadah maghdhah

Keempat, senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyib serta berpakaian yang menutup aurat

Dalam lingkup keluarga, seorang muslimah harus :

1. Paham betul tentang keharusan menjaga hubungan antara orang tua dan anak. Jangan jadikan rumah tangga sebagai nerakanya dunia. Dimana anak dan orangtua sering berselisih, sering mengumbar kata-kata kasar terhadap anak, sering melampiaskan kemarahan kepada anak dan sebagainya.

2. Mengerti bagaimana Islam mengatur hubungan laki-wanita, dengan mahram dan bukan mahram. Kita sering melihat ada seorang wanita dengan bebasnya mengumbar aurat dimana-mana. Yang lebih sedih lagi banyak yang tidak tahu kalo adik/kakak ipar kita pun sebenarnya tidak boleh melihat aurat kita.

3. Memahami bahwa keharmonisan suami-istri itu berangkat dari memahami Islam dengan benar. Karena Islam-lah yang telah menuntun kita untuk senantiasa menyayangi dan menghargai istri, menghormati suami, saling mengerti pasangan hidup kita.

4. Memahami bagaimana Islam mengatur pembagian harta waris. Seringkali karena waris, anggota keluarga jadi pecah, satu sama lain bermusuhan. Allah sudah membuat aturan tentang waris ini sebaik dan seadil mungkin. Kita harus yakin bahwa itu adalah yang terbaik bagi kita dari Allah SWT, Sang Khalik.

5. Berupaya merekatkan silaturahmi dengan anggota keluarga kita. Lakukan kunjungan rutin ke rumah saudara-saudara kita. Sekali-kali adakan acara kumpul keluarga besar. Insya Allah itu akan membawa keberkahan.

Selanjutnya, dalam lingkup Sosial Kemasyarakatan, seorang muslimah harus :

1. Memiliki kepedulian sosial. Muslimah harus membuka mata selebar-lebarnya untuk menyaksikan kondisi saudara-saudara di sekitar kita. Jangan sampai ada saudara kita yang kesusahan, sementara diri kita sedang dalam kondisi berlebih. Hati-hati! Allah murka jika kondisi ini terjadi! Kita harus membantu saudara dan tetangga kita yang sedang kesulitan. Insya Allah di baliknya ada rizqi yang besar dari Allah SWT. Jangan ada kekhawatiran harta kita akan habis dikarenakan membantu orang lain.

2. Berupaya melakukan proses sosial sehingga tetap mampu mengetahui dan menguasai perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat, mulai dari hal terkecil sampai kepada teknologi yang mutakhir.

3. Senantiasa melakukan proses dakwah di tengah masyarakat. Ini adalah hal yang sangat terpenting. Walaupun kita hanya memahami sedikit ayat. Tetaplah sampaikan ayat yang sedikit itu kepada orang lain. Karena dakwah merupakan kewajiban yang telah Allah perintahkan kepada kita.

Singkatnya esensi perwujudan Muslimah kafah adalah implementasi Alquran dan Sunah secara paripurna. Apa-apa yang diuraikan di atas merupakan sari-sari yang diambil dari Al Qur’an dan Assunnah.

Menjadi muslimah kafah merupakan suatu hal yang harus ditekadkan dalam diri kita. Bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh keberkahan dapat dijadikan momentum bagi kita untuk membentuk muslimah kafah.

Saum Ramadan yang kedudukannya sebagai rukun Islam yang menyatakan eksistensi seseorang sebagai Muslim, secara mendasar dan maknawi mempunyai peran yang sangat efektif bagi perwujudan Muslimah kafah.

Esensi saum sebagai menahan diri dari makan minum, perbuatan seksual, dan sikap perilaku yang tidak terpuji, merupakan pendidikan diri agar bersabar dan tahan uji serta mampu menunaikan segala tugas kehidupan dengan senang dan ikhlas. Dengan begitu, tercipta integritas pribadi yang mantap dalam komitmen hidupnya kepada Allah SWT.

Saum dan seluruh amaliah Ramadan berupa salat wajib dan sunah (tarawih), zakat mal dan fitrah, infak dan sedekah, tilawah, tadarus dan ta'lim Alquran dan Sunnah, iktikaf dan ibadah di malam lailah al-qadar mencapai puncaknya berupa salat Idulfitri yang dilakukan oleh semua umat Islam di seluruh dunia.

Hal tersebut sesungguhnya merupakan riyadhah spektakuler dalam menyatakan terbebasnya diri segenap umat Islam dari penjajahan hawa nafsu dan setan. Selain itu, juga merupakan momentum kembali pada kesucian untuk merapatkan barisan umat Islam menatap masa depan serta kehidupan Muslimah secara kafah dalam naungan Khilafah Rasyidah yang diridhai Allah SWT.***

0 Comments:

Hak Milik Hazbj | Hak Cipta Hazbj